1001 Books You Must Read Before You Die

1001.jpgEditor: Peter Boxall
Quintet Publishing Ltd, London, 2006
ISBN 978 184403 417 8
960 halaman

Aku sudah melirik-lirik buku ini sejak lama. Berabad-abad. Buku ini berbaring dengan nyaman dan arogan di rak dekat kasir Periplus Adisucipto. Bersebelahan dengan buku seperti “1001 Movies You Must See Before You Die“, “1001 Albums You Must Hear Before You Die“, “1001 Paintings You Must See Before You Die“, “Astronomy: 365 Days“, “The Ultimate Encyclopedia of Fantasy“, dsb dsb. Buku-buku dengan judul macam gini selalu eye-catching, dan karena aku suka buku dengan kemampuan off-label yaitu bisa untuk dijadikan bantal (itu kalo dirimu orang Jepang yang suka bantal keras), buku ini bener-bener bikin gak bisa tidur siang karena kepikiran (emang biasanya dirimu tidur siang, min?). Aku pernah lihat buku macam ini di Homerian, sebuah toko buku bekas yang dimiliki sang detektif buku Homer dan sang istri di Jogjakarta. Tidak untuk dijual, tapinya. Bila kamu kenal Homer, ia suka pamer koleksi bukunya yang wah itu 🙂 Aku menghabiskan berjam-jam meyakinkan dirinya bahwa buku ini akan lebih bahagia berada di rak bukuku di rumah. Tentu saja aku buang-buang waktu saja, mana pernah berhasil. Jadinya aku malah beli banyak buku lain untuk mengobati hasrat tak tersampaikan itu. Omong-omong, buku yang dipamerin Homer itu berjudul “501 Must-Read Books“, ditulis oleh Emma Beare. Ia membelinya di Kinokuniya Jakarta.

Akhirnya, bulan lalu, aku beli juga buku ini, seolah-olah aku akan mati saja besoknya, buang-buang duit 😦 Memang aku sedang sutris berat waktu itu, jadi gak heran aku yang biasanya bijaksana ini jadi begitu duniawi. Lalu, apa reaksi orang-orang tentang pembelian buku ini?

My sister: (menatap sekilas ke buku) Oh. (menaruhnya di sudut paling berdebu di rak buku).
Mom: Oh, bahasa Inggris? (melanjutkan membaca Klan Otori 4).
Homer: kok belinya di Periplus, mave. di Kino lebih murah seratus ribu *owh, si mave langsung meninggal*
My cat: (menatap buku, mendorongnya dengan kaki, lalu tidur kembali di kursi)
Mansup: buat apaan sih beli buku ginian? (*awas kamu ya, gak akan kupinjemin ni buku*).

Benar-benar menyebalkan. Dan mencoba mengobati kekesalan itu dengan membaca buku yang menyerupai bongkahan batu bata raksasa ini.

501.jpgTidak seperti yang “501 Must-Read Books” yang isinya dibagi berdasarkan genre, buku ini dibagi berdasarkan abad: pra-1700, 1700-an, 1800-an, 1900-an, dan 2000-an. Sebenarnya lebih menarik dibagi berdasarkan genre sih, karena kita bisa langsung ke genre yang kita suka, fantasy, misalnya. Setiap buku mendapat bagian pembahasan hanya 1 halaman (kurang lebih 300 kata, hebat), dilengkapi dengan foto sang penulis atau cover buku asli atau gambar dalam buku atau kalo itu semua gak ada, lukisan/movie yang berkaitan dengan buku. Setiap awal pembahasan, diberi statistik pendek tentang lifespan si penulis, tahun pertama kali terbit, judul asli kalo sudah diterjemahkan, apakah pernah dapat Award, dsb. Sebagian besar banyak yang aku gak tahu *sigh* Mari kita lihat buku apa saja yang menurut para editor harus kita baca sebelum mati. Aku akan menulis yang aku tahu saja yah. Yang aku tahu bukan berarti aku sudah baca loh hehehehe..

Pra-1700, yang harus kita baca adalah:

  • Aesop’s Fables. Ada yang pernah baca edisi aslinya? Aku punya ebooksnya. Waktu kecil, aku membaca edisi sangat-sangat ringkas di buku kecil panduan puzzle (I like puzzles, terutama yang bukan permainan di komputer dan kepingnya di atas 100 biji).
  • Metamorphoses-nya Ovid.
  • Kisahnya si Sheherazade, The Thousand and One Nights. Tidak pernah punya buku ini, dan tidak pernah baca lengkap. Apa sebenarnya ceritanya memang ada 1001?
  • Buku yang tebel banget banget dan membayangkan membacanya sudah rasa sekarat: Don Quixote-nya Cervantes. Aku punya *bangga* Entah kapan akan selesai bacanya, tapi bab-bab pertama aku suka, karena membahas tentang judul-judul buku klasik lain.

1700-an:

  • Robinson Crusoe-nya Defoe, si terdampar. Katanya ini “first English novel”, loh.
  • Gulliver’s Travels-nya Swift. Aku membaca versi komiknya waktu anak-anak.
  • Tom Jones-nya Fielding. Buset ya buku ini juga setebel bantal dan seperti sudah kalian duga, ada tuh di rak.
  • Fanny Hill-nya Cleland. Aku gak pernah baca buku erotik ini, tapi rasanya pernah lihat filmnya di TV jaman dulu.
  • Dangerous Liaisons. Aku baru tahu ini ternyata judul buku, kirain cuma judul film.
  • The 120 Days of Sodom by de Sade. Pingin sekali-kali baca bukunya si “BSM” de Sade *gubraks*

1800-an:

  • Sense and Sensibility-nya Jane Austen. Juga Pride and Prejudice, Mansfield Park, Emma, Persuasion, Northanger Abbey, dan Mansfield Park. Emma pernah aku review. Pernah baca Austen? Dijamin yang suka berpikir praktis akan ketiduran pada 2 halaman pertama. Tapi Austen adalah penulis yang witty, jadi kalau mau bersabar, buku-bukunya menyenangkan kok dibaca. Untuk model pembaca lambat seperti aku, yaaah, 3 bulan lah baru selesai hohoho. Untuk yang suka Austen, di Periplus ada edisi paperback yang omnibus. Murah lagi.
  • Rob Roy by Sir Walter Scott. Buku ini juga tebelnya kayak ensiklopedi.
  • Frankenstein, oleh Shelley.
  • Last of the Mohicans.
  • The Hunchback of Notre Dame-nya Victor Hugo. Les Miserables juga masuk.
  • Oliver Twist oleh Dickens. Walau dia penulis klasik, dia juga menulis secara witty, gak rugi deh baca Dickens. Twist adalah my favourite. Buku-buku Dickens lain yang harus kamu baca sebelum kamu mati: The Life and Adventures of Nicholas Nickleby, A Christmas Carol, Martin Chuzzlewit (aku kok gak pernah dengar yang ini ya), David Copperfield, Bleak House, Hard Times, A Tale of Two Cities, dan Great Expectations. Ini juga ada edisi low-end omnibus paperbacknya.
  • The Three Musketeers-nya Dumas. Juga The Count of Monte-Cristo-nya.
  • Dan tentu saja karya 3 bersaudara Bronte: Jane Eyre, Shirley, dan Villette-nya Charlotte Bronte; Agnes Grey dan The Tenant of Wildfell Hall-nya Anne Bronte; dan Wuthering Heights-nya Emily Bronte. Hebat betul 3 besodara ini. Apakah akibat kediaman mereka yang terisolasi di tengah padang?
  • Moby Dick, kisah Ishmael dan Kapten Ahab.
  • Uncle Tom’s Cabin oleh Stowe, aku gak mau ah baca yang ini, sedih.
  • Max Havelaar-nya Multatuli, gak nyangka buku ini masuk juga.
  • Banyak karya George Eliot, dan, ya ampun, aku baru tahu dia ini perempuan. Buku-bukunya yang aku tahu yang masuk sini adalah Silas Marner, The Mill on the Floss, dan Middlemarch.
  • Masterpiecenya Lewis Carroll: Alice Adventures in Wonderland. Termasuk juga di sini yang Through the Looking Glass. Buku yang kedua ini menurutku lebih “ajaib” lagi, hampir-hampir “kada bemukaranah” istilah Banjarnya, andai kita tidak tahu bahwa itu adalah langkah-langkah catur.
  • Buku-bukunya Jules Verne seperti Journey to the Center of the Earth, dan Around the World in 80 days (aku sukaaaa banget sama si perfeksionis Phileas Fogg, bener-bener mengingatkan pada Mr Remington Steele).
  • Little Women-nya Alcott.
  • Buku tebal lainnya yang bikin aku drools: War and Peace-nya Leo Tolstoy. Aku begitu suka buku ini, juga filmnya (Henry Fonda gitu loh). Oh ya juga jangan dilupakan Anna Karenina, yang katanya sih lebih boring, bentar, kayaknya aku dah punya deh.
  • Treasure Island-nya Stevenson yang dulu bikin aku berkhayal tentang harta karun. Dan tentu saja juga Kidnapped. Oh juga The Strange Case of Dr Jeckyll and Mr Hyde.
  • Bukunya Mark Twain: The Adventures of Huckleberry Finn.
  • The Picture of Dorian Gray-nya Wilde.
  • Terus detektif kesukaan si sherlock: The Adventures of Sherlock Holmes. Edisi yang tahun 1892, memuat 12 cerita.
  • Buku scifi-nya HG Wells: The Time Machine, Island of Dr Moreau, Invisible Man, dan War of the Worlds.
  • Dracula-nya Stoker. Dah pada beli yang edisi Indonesianya yang item bersisi merah itu belum? Rasa baca buku terbitan jaman dulu kala 🙂

1900-an:

  • Bukunya Kipling: Kim
  • Another Holmes story: The Hound of Baskervilles
  • Sons & Lovers-nya DH Lawrence
  • Tarzan of the Apes-nya Burroughs
  • Kokoro-nya Soseki. Wah gak nyangka bukunya Soseki juga masuk. Kok trilogi I am A Cat-nya gak masuk ya?
  • Rashomon-nya Akutagawa Ryunosuke. Another Japanese, hebat.
  • Bukunya James Joyce: A Portrait of the Artist as A Young Man, Ulysses, dan Finnegans Wake. Pertemuan pertamaku dengan Joyce dirusak oleh Jalasutra. Gak tau sekarang ya, tapi waktu aku baca Joyce edisi terjemahan Jalasutra, aku sampe mual karena gak paham sama sekali. Terjemahannya luar biasa jelek, gimana sih sang editor. Joyce sendiri susah dipahami, apalagi diterjemahkannya payah.
  • The Age of Innocence-nya Wharton.
  • The Great Gastby-nya Fitzgerald.
  • Bukunya Virginia Woolf: Mrs Dalloway
  • Agatha Christie‘s: The Murder of Roger Ackroyd. Padahal menurutku banyak yang lebih oke dari ini, seperti yang 10 Anak Negro itu, atau Pembunuhan di Orient Express, Pembunuhan Terpendam, Musuh Dalam Selimut, dan banyak lagi.
  • The Sun Also Rises-nya Hemingway. Juga A Farewell to Arms, For Whom the Bell Tolls, serta The Old Man and the Sea. Aku baca terjemahan The Old Man and the Sea waktu SMP. Entah otaknya belum nyampe atau memang aku gak suka model buku seperti ini (padahal buku ini menang Pulitzer), aku memutuskan aku gak suka Hemingway.
  • All Quiet on the Western Front oleh penulis Jerman Erich Maria Remarque. Aku gak punya yang ini, aku punya yang Three Comrades, dan aku langsung suka dengan Remarque. Orang ini kayaknya suka topik perang. Three Comrades sendiri tentang 3 sahabat pasca perang: Robert, Otto dan Gottfried Lenz.
  • Bukunya George Orwell: Keep the Aspidistra Flying (aku nyesel banget telat mesen ini di Reading Lights), Animal Farm (ini kayaknya udah diterjemahin ke bahasa Indonesia), dan 1984.
  • Buku keren pemenang Pulitzer Gone with the Wind-nya Mitchell.
  • Buku sang maestro dunia fantasi Middle Earth: JRR Tolkien dengan Hobbit dan Lord of the Rings.
  • Of Mice and Men, serta The Grapes of Wrath-nya Steinbeck.
  • Salah satu buku favoritku: The Little Prince-nya Exupery. Ilustrasinya kekanakan dan indah.
  • I, Robot-nya Asimov.
  • Buku kontroversial The Catcher in the Rye-nya Salinger yang katanya jadi inspirasi pembunuhan Lennon.
  • Casino Royale-nya Ian Fleming. Bond. James Bond.
  • Lord of the Flies-nya Golding. Ini a must-have. Sudah berabad-abad ingin beli ini, tapi gak kebeli-beli juga.
  • Buku erotik Lolita-nya Nabokov.
  • The Talented Mr Ripley. Hah? Ini buku? Mesti punya nih, karena aku suka banget movie-nya.
  • Doctor Zhivago-nya Pasternak.
  • Breakfast at Tiffany’s-nya Truman Capote. Dan juga In Cold Blood yang jadi dasar film Capote. Buku Capote susah dicari loh. Aku mau kalo ada yang membelikan.
  • Buku satu-satunya penulis pemenang Pulitzer dan sahabat Capote: Harper Lee dengan To Kill A Mockingbird. Aku suka banget cerita tentang Jem, Scout dan Atticus ini. Kenapa ya dia hanya nulis satu?
  • Labyrinths-nya Borges. Katanya ini yang menjadi inspirasi penulisan Name of the Rose-nya Umberto Eco. Aku jadi suka labirin, dan sudah lama nyari-nyari buku Borges ini.
  • A Clockwork Orange-nya Burgess.
  • Karya-karya Vonnegut seperti Cat’s Cradle dan Slaughterhouse Five.
  • 100 Years of Solitude-nya Marquez. Terjemahan Indonesianya juga sudah ada, walau aku ragu apa bisa ngerti kalo baca Indonesianya. Bukunya yang Love in the Time of Cholera juga masuk list.
  • 2001: A Space Odyssey-nya Clarke.
  • The Godfather-nya Puzo. Buku wajib buat pencinta filmnya.
  • Yukio Mishima dengan buku tetralogi Sea of Fertility-nya. Aku suka banget dengan gaya self-destruction penulis yang akhirnya bunuh diri ini. Buku kesatu dari tetraloginya, Spring Snow, pernah aku review.
  • Ragtime-nya Doctorow. Aku kenal nama Doctorow justru di blog. Dia biasa menulis di Boing Boing.
  • Anne Rice dengan salah satu dari serial vampirenya: Interview with the Vampire. Tuh, Sil, yang seri erotiknya gak masuk Must-Read Books hehehehe…. *masih merinding habis baca The Claiming of Sleeping Beauty: The First of the Classic Erotic Trilogy of Sleeping Beauty*.
  • Stephen King dengan The Shining. Ya, sudah aku review juga. Kenapa yang serial Dark Tower-nya gak masuk? Menurutku masterpiece-nya adalah It.
  • Buku lucu The Hitchhiker’s Guide to the Galaxy oleh Douglas Adams, salah satu dari 5 buku dalam serial ini. Sayang filmnya payah, kecuali kenyataan bahwa ada Alan Rickman di sana jadi si paranoid Marvin.
  • The Book of Laughter and Forgetting dan The Unbearable Lightness of Being-nya Milan Kundera. Aku punya satu, dan merupakan salah satu bukuku yang aku gak ngerti isinya, terjemahan oleh salah stau penerbit di Jogja.
  • The Name of the Rose-nya Umberto Eco. I love Eco’s books. Sayang perjumpaan pertama dengan bukunya adalah hasil terjemahan Jalasutra. Gak ngerti blas. Untung dapet ebook bahasa Inggrisnya. Buku aslinya ditulis dalam bahasa Italia. Buku lainnya yang masuk list: Foucault’s Pendulum. Dulu pernah mau pinjem dari salah satu B5ers si Ella, tapi gak sempet-sempet.
  • Midnight’s Children-nya Salman Rushdie. Kayaknya pernah lihat ini di toko buku bekas Rama. Tapi waktu itu gak beli. Satanic Verses juga termasuk list di sini.
  • The House of the Spirits-nya Allende. Belum pernah baca Allende, katanya dia masuk genre fantasi, Rey suka banget dengan karya Allende.
  • The Color Purple oleh Alice Walker. Kalo kalian penonton Oprah, tentu tahu buku ini.
  • The Piano Teacher-nya Jelinek. Udah diterjemahkan tuh, katanya sih terjemahannya jelek banget.
  • Perfume-nya Suskind. Dah pada tahu dong buku ini, karena isinya yang menghebohkan. Dah difilmkan juga.
  • The Black Dahlia oleh James Ellroy. Dah pada nonton filmnya kan?
  • Dan bukunya Haruki Murakami: The Wind-Up Bird Chronicle. Kayaknya kamu suka buku macam gini nih, mansup. Erotik hehehe. Aku cuma punya Murakami ya satu ini saja.
  • Memoirs of A Geisha-nya Golden. Bagus ni buku, terjemahannya juga bagus.
  • The God of Small Things-nya Arundhati Roy.
  • Paulo Coelho, tentu saja, dengan bukunya Veronica Decides to Die.

2000-an:

  • Murakami lagi: Kafka on the Shore.
  • Coelho lagi: Devil & Miss Prym.
  • Doctorow lagi dengan City of God. Ini juga sudah diterjemahin.
  • Life of Pi oleh Martell.
  • Middlesex-nya Eugenides.
  • The Curious Incident of the Dog in the Nighttime oleh Mark Haddon. Ada lagi tuh di Periplus buku barunya.

Kalo dilihat-lihat kayaknya aku lebih tahu buku tahun 1800-an dan 1900-an ya daripada buku-buku abad ini. Aku memang hidup di masa lalu. Yang aneh, mana Kobo Abe? (/me gak bisa idup tanpa Kobo Abe di rak buku). Mana Terry Pratchett? Penulis serial Discworld ini berhak duduk di list. Dan Ambrose Bierce, satirist yang juga akhirnya bunuh diri ini. Dan CS Lewis penulis Chronicles of  Narnia? JK Rowling? Halo? Dia kan icon penulis abad 21? Laura Ingalls Wilder penulis autobiografi sekaligus historian untuk kepioniran Amerika?List macam begini memang sangat subyektif. Tapi paling tidak kita tahu selera orang (kebanyakan) macam apa.

Dibandingkan dengan yang buku 501, aku menyarankan untuk membeli yang 501 aja deh. Buku format lebih besar, hardcover lagi, gak kayak yang ini: softcover, dijamin tu buku patah-patah jilidannya bentar lagi, karena model buku gini kan buat referensi, bukan buat sekali baca. Ilustrasi di 501 juga kebanyakan cover buku atau ilustrasi dalam bukunya, sedangkan di 1001 banyakan gambar pengarangnya (gak penting banget gitu loh). Kemudian pembahasannya juga lebih menarik dibaca yang 501, mungkin cara menulisnya lebih populer. Selain itu, seperti kukatakan di atas, dia mengklasifikasikan buku berdasarkan genre. Kita jadi bisa melihat dari abad ke abad, bagaimana perubahan model tulisan per genre.

Kesimpulan: kalau lagi sutris, belilah buku yang 501, jangan yang 1001.

26 thoughts on “1001 Books You Must Read Before You Die

  1. bo, tadi bengong di mall, sebenarnya mau beli tas, tapi menurutku tu harga mesti diturunin lagi, nunggu diskonan. jadi memutuskan untuk nonton. tapi masih setengah jam lagi. males kan bengong di sana, secara kan gak bisa ngunyah. jadi tadi duduk di Gramed baca Middlesex, lumayan, baru dapet 50 halaman 😀 minggu depan gitu lagi ah, kan gratis hohohoho….

  2. * Buku sang maestro dunia fantasi Middle Earth: JRR Tolkien dengan Hobbit dan Lord of the Rings.
    * Salah satu buku favoritku: The Little Prince-nya Exupery.
    * Buku kontroversial The Catcher in the Rye-nya Salinger yang katanya jadi inspirasi pembunuhan Lennon.
    * Buku satu-satunya penulis pemenang Pulitzer dan sahabat Capote: Harper Lee dengan To Kill A Mockingbird. Aku suka banget cerita tentang Jem, Scout dan Atticus ini. Kenapa ya dia hanya nulis satu?
    * 100 Years of Solitude-nya Marquez. Terjemahan Indonesianya juga sudah ada, walau aku ragu apa bisa ngerti kalo baca Indonesianya. Bukunya yang Love in the Time of Cholera juga masuk list.
    * Anne Rice dengan salah satu dari serial vampirenya: Interview with the Vampire. Tuh, Sil, yang seri erotiknya gak masuk Must-Read Books hehehehe…. *masih merinding habis baca The Claiming of Sleeping Beauty: The First of the Classic Erotic Trilogy of Sleeping Beauty*.
    * The Name of the Rose-nya Umberto Eco. I love Eco’s books. Sayang perjumpaan pertama dengan bukunya adalah hasil terjemahan Jalasutra. Gak ngerti blas. Untung dapet ebook bahasa Inggrisnya. Buku aslinya ditulis dalam bahasa Italia. Buku lainnya yang masuk list: Foucault’s Pendulum. Dulu pernah mau pinjem dari salah satu B5ers si Ella, tapi gak sempet-sempet.
    * The Color Purple oleh Alice Walker. Kalo kalian penonton Oprah, tentu tahu buku ini.
    * The Piano Teacher-nya Jelinek. Udah diterjemahkan tuh, katanya sih terjemahannya jelek banget.
    * Memoirs of A Geisha-nya Golden. Bagus ni buku, terjemahannya juga bagus.
    * The God of Small Things-nya Arundhati Roy.
    * Paulo Coelho, tentu saja, dengan bukunya Veronica Decides to Die.

    Hm, yang kubaca cuma ini, hehehe, kalo Murakami, justru si Wind Up Bird itu yang blon, hueueue, kalo Norwegian wood kan ada terjemahannya, trus aku punya juga Kafka on The Shore sama Sputnik Sweetheart ^.^

  3. sekarang yang 1800-an

    * The Hunchback of Notre Dame-nya Victor Hugo. Les Miserables juga masuk. –> kalo si Notre Dame itu aku sampe baca udah berkali-kali, huehehehe, dan selalu berurai air mata dengan noraknya di bagian kerangka si bungkuk memeluk kerangka Esmeralda, huaaaahhhhhh
    * Oliver Twist oleh Dickens. Walau dia penulis klasik, dia juga menulis secara witty, gak rugi deh baca Dickens. Twist adalah my favourite. Buku-buku Dickens lain yang harus kamu baca sebelum kamu mati: The Life and Adventures of Nicholas Nickleby, A Christmas Carol, Martin Chuzzlewit (aku kok gak pernah dengar yang ini ya), David Copperfield, Bleak House, Hard Times, A Tale of Two Cities, dan Great Expectations. Ini juga ada edisi low-end omnibus paperbacknya.
    * The Three Musketeers-nya Dumas. Juga The Count of Monte-Cristo-nya.
    * Max Havelaar-nya Multatuli, gak nyangka buku ini masuk juga. –> mogoookkkkk
    * Banyak karya George Eliot, dan, ya ampun, aku baru tahu dia ini perempuan. Buku-bukunya yang aku tahu yang masuk sini adalah Silas Marner, The Mill on the Floss, dan Middlemarch. –> aku suka Silas Marner….
    * Masterpiecenya Lewis Carroll: Alice Adventures in Wonderland. Termasuk juga di sini yang Through the Looking Glass. Buku yang kedua ini menurutku lebih “ajaib” lagi, hampir-hampir “kada bemukaranah” istilah Banjarnya, andai kita tidak tahu bahwa itu adalah langkah-langkah catur.

    Itu ajaah yang udah baca huehehehe

  4. aku dari dulu sampe sekarang gak pernah tuh tergerak hati baca Coelho, kenapa ya?

    dan tentang Don Quixote, saluuuuut! *nyembah-nyembah kobo* terbuat dari apa dirimu itu bo?

  5. Dan bukunya Haruki Murakami: The Wind-Up Bird Chronicle. Kayaknya kamu suka buku macam gini nih, mansup. Erotik hehehe. Aku cuma punya Murakami ya satu ini saja.

    FITENAH!!!

    *Sambil ngirim sms: pinjem yak?*

  6. tambah lagi “1001 places to go before you die” haizzz.. kok seperti mendikte apa yang harus kita nikmati yah?

    menurutku setiap pembaca buku akut harus menyusun 1001 daftar buku favorit sendiri 🙂

    dariku: semua cewek remaja kudu baca malory towers, karya sidney sheldon adalah awal yang baik untuk memancing minat baca novel (tebal) dan pecinta dongeng dewasa sebaiknya tidak melewatkan “the alchemist” dan “stardust”.

    happy reading 😉

  7. Saya punya buku sejenis ini, tapi tampaknya lebih menyenangkan dibaca karena hanya sekitar 300 hal, yaitu “The New Life Time Reading Plan”. Pembahasannya dibagi per periode, kemudian per penulis, dg bahasan mengenai riwayat singkat penulis dan isi serta kualitas buku2nya. Di bagian belakang ada tambahan daftar 100 penulis penting dari seluruh dunia (beserta judul2 bukunya) yg patut dibaca, termasuk Pramoedya. Buku yg dilist termasuk beberapa buku sains, misalnya On the Origin of Species, Relativity.
    Buku 1001 Nights yg asli (lengkap, tidak diringkas) diterbitkan oleh Easton Press terdiri dari 17 jilid, jd mungkin benar ada 1001 cerita.
    Apakah Joseph Conrad masuk dalam daftar? Sebaiknya jgn melewatkan membaca novelnya, juga buku-buku klasik dari zaman Yunani/Romawi. Lebih bagus dari buku th 1900/2000-an.

  8. Hey, thanks for visiting (and leaving comment .. )
    I have seen this book and it was really tempting, but then I was thinking, would I really want to buy knowing that I still have 40 something unread books in bed 😀

    So I went for the Blue List !

    Nice blog .. very inspiring !!!

  9. Maaf, saya orang baru di dunia maya ini.
    Tetapi saya tertarik dengan laman ini, pertama karena saya sedang mencari buku Max Havelaar dalam format pdf. berbahasa Inggris.

    Saya sedang tertarik untuk mengumpulkan lalu membaca buku elektronik (e-book). Saya mau mulai dengan Max Havelaar, kalau ada yang berbaik hati, tolong saya dibantu untuk bisa mendapatkan buku ini. Terima kasih sekali. Salam…

    Endah di Yogyakarta

  10. Priplus ada di mana-mana, rini 🙂 di surabaya, jakarta, bandung, jogja. biasanya selalu ada di bandara-bandaranya, di kotanya juga ada.
    omnibus tu antologi, beberapa buku dari satu pengarang dijadikan satu.

Leave a reply to reygreena Cancel reply